Menulislah yang Buruk

Hai NV's Visiters! Selamat Datang ^_^

Bagaimana kabar buku kamu? Apakah dia masih kosong? Atau sudah terisi penuh dengan tulisan?
Semoga yang bukunya kosong cepat terisi oleh tulisan ya.



Nanta bukannya ingin menyinggung atau meledek, apalagi ngajak berantem. Bukan, Nanta disini hanya ingin menyarankan kepada kamu untuk tetap menulis, meskipun buruk. Terus terang, Nanta sendiri selalu menulis buruk untuk menghasilkan draf pertama (baru selesai). Apa itu artinya? Artinya, draf pertama itu tentulah tulisan awal, dimana cerita yang dihasilkan melompat-lompat, alurnya kacau, kalimatnya juga tidak indah sama sekali, dan sebagainya yang masih sangat perlu untuk diedit


Tapi, kacau bukanlah akhir, iya kan? Sesuatu yang kacau itu masih lebih baik ketimbang tidak ada sama sekali. Selesai dengan draf yang buruk itu masih lebih baik ketimbang hanya merenungi kertas kosong berjam-jam. A.S Laksana (penulis) pernah menerangkan strateginya untuk menulis di dalam bukunya, "Biasanya, saya membuat draf pertama dengan tulisan tangan, baru kemudian saya salin di komputer. Itu memudahkan saya bekerja"

Dengan draf buruk, kamu memiliki kesempatan yang lebih baik, yaitu mengeditnya. Akan tetapi, jika kertas kamu masih tetap kosong, kamu hanya memiliki kesempatan untuk bengong lagi.


Nanta tahu bahwa kamu, seperti banyak orang lain yang berminat menulis, pasti ingin menghasilkan tulisan yang baik. Oke, itu keinginan yang baik. Paling tidak kamu ingin menulis sebagus dan sesempurna karya-karya para penulis yang kamu sukai (jika kamu memiliki penulis idola) atau menulis karya yang orisinal (jika kamu tidak suka membaca). 


Tentu Nanta ingin sekali melihat kamu menghasilkan karya yang sangat baik, yang bisa Go-Internasional. Dan kamu pun tentu ingin menulis seperti itu, yang karyanya tidak lekang dimakan waktu. Oleh karena itu, biarkanlah diri kamu menulis dengan buruk terlebih dahulu, dan jangan takut gagal di tengah jalan.
\

Saran ini tentu berkebalikan seratus delapan puluh derajat dari saran yang biasa kita baca dan dengar dari kebanyakan kelas menulis. Umumnya, kelas menulis menuntut untuk menulis sebagus mungkin. Namu, keharusan  menulis dengan bagus itu telah membuat banyak orang sulit untuk memulai tulisan mereka dan merasa terbebani. Itu juga membuat mereka tak pernah sungguh-sungguh dan terkadang malah ruwet dengan diri sendiri.


Menulis buruk akan membuat kamu terhindar dari ketegangan yang tidak perlu, membuat kamu terbebas dari beban yang menyumpal di benak kamu. Beban untuk meraih kesempurnaan bisa membuat kamu tersendat-sendat dan tidak menulis apa-apa. Jadi, kamu rileks saja ya...Buat diri kamu menjadi lebih enteng untuk menggerakkan pena atau menekan tuts mesin tulis kamu.


Kamu tahu? Hal-hal yang buruk seperti kotoran sapi sekalipun, tetap bisa dimanfaatkan. Jika diolah dengan benar, sampah dan kotoran tentu bisa menjadi sangat bermanfaat.Nah, apakah kamu juga tahu tentang asal-muasal pembuatan bentuk makhluk luar angkasa dalam film Star Wars ?


Sang empu yang melahirkan Star Wars, mempunya pengalaman menarik dengan sampah. Setelah beberapa waktu buntu memirkan bagaimana sebaiknya wujud makhluk luar angkasa yang hendak ia munculkan dalam filmnya, ia berjalan-jalan dan karena iseng ia mengorek-orek tempat sampah. Di sanalah ia menemukan boneka bebek yang terbakar, dan - eureka! - benda itulah yang memberinya inspirasi  tentang wujud makhluk luar angkasa yang telah lama menyiksanya.


Bercermin dari ilustrasi dl atas, dapat kita simpulkan bahwa draf pertama yang buruk, ketika ia ada, akan jauh lebih baik dibandingkan tulisan yang sempurna tetapi tidak ada sama sekali.


Ingat: "Kamu tidak akan pernah bisa mengedit tulisan yang tidak pernah ada."


Oke, sekian dari Nanta. Lanjutkan bacanya ya ke bab berikutnya, "Menulis Cepat."

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »