Penggunaan Huruf Kapital

Hai NV's Visiters !! Selamat datang.


Bagaimana kabar kamu hari ini? Semoga baik ya..
Yang sehat ataupun yang sakit, yang single ataupun yang jomblo, yang lagi bahagia ataupun sedih karena pacarnya, jangan lupa tersenyum, oke...?
Kenapa harus senyum?
Ya.. karena senyum kan bikit awet muda, hehe..




Oke,
Kali ini Nanta akan sedikit memberikan sedikit informasi mengenai EYD atau Ejaan Yang Disempurnakan, yakni di bagian Huruf Kapital. Eh, emang apa sih huruf kapital? Bagi kamu yang belum tau, nih Nanta kasih tau yaa. Huruf kapital tuh sama aja kaya huruf besar, tapi ukurannya masih sama. Bingung ya?Hmmm, simak lagi aja deh. Hehe..



Nah Huruf kapital itu sama seperti yang tertera di atas. Ada yang masih bingung menggunakan huruf kapital? Nih akan Nanta jabarkan penjelasannya.

*Abaikan keanehan kalimatnya ya :v 

1. Pakai di awal kalimat. Jangan di pakai ditengah atau akhir kalimat ya.
  • Di atap, Nanta sedang bermain catur bersama burung kesayangannya. 

2. Pakai di huruf pertama: saat menyebutkan pejabat, penjahat, sahabat, pacar, teman, atau siapapun asalkan menyebutkannya dengan nama, walapupun itu nama julukan.
  • "Ngapain sih si Nanta dateng. Ganggu orang lagi main aja," kata Winda.
  • Wajah Gita memerah melihat pakaian Nanta yang compang-camping.
  • Kini Nanta terlihat seperti gembel, bukan bangsawan.
  • Mulut Nanta menganga karena melihat Mutiara dari Selatan di depan layar komputernya.
*Jangan dipakai saat menggunakan nama orang terkenal yang dijadikan nama jenis atau satuan ukuran.
  • Nanta sedang naik kendaraan bermesin diesel.
  • Saat sedang melamun di depan komputer, Nanta tiba-tiba disengat listrik berkekuatan 10 volt oleh kabel di kakinya.
*Jangan dipakai saat menuliskan huruf pertama kata yang bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.
  • Nanta bin Fulan
  • Siti Fatimah binti Salim
  • Indani boru Sitanggang
  • Charles Adriaan van Ophuijsen
  • Ayam Jantan dari Timur
  • Ayam  Betina dari Barat

3. Pakai saat menulis percakapan, letaknya di awal kalimat.
  • Nanta berkata kepada Winda, "Eh, lu mau ngga jadi pacar gue?"
  • Winda menggampar Nanta ,lalu berbisik, "Kita kan udah pacaran, bego."

4. Huruf kapital dipakai saat menuliskan huruf pertama kata yang berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
  • Saat Ramadhan, Nanta sering sekali membaca Al-qur'an.
  • "Ya Allah, kenapa aku selalu menjomblo?" ujar si Jomblo.

5. Pakai saat menuliskan huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.
  • Sultan Hasanuddin
  • Mahaputra Yamin
  • Haji Agus Salim
  • Imam Hambali
  • Nabi Ibrahim
  • Raden Ajeng Kartini
  • Doktor Mohammad Hatta
  • Agung Permana, Sarjana Hukum
  • Irwansyah, Magister Humaniora

6. Pakai saat menuliskan huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang digunakan dalam percakapan.
  • "Selamat datang, Yang Mulia."
  • "Semoga berbahagia, Sultan."
  • "Terima kasih, Kiai."
  • "Selamat pagi, Dokter."

7. Pakai saat menuliskan huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
  • Wakil Presiden Adam Malik
  • Perdana Menteri Nehru
  • Profesor Supomo
  • Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
  • Proklamator Republik Indonesia Soekarno-Hatta.

8. Pakai saat menuliskan huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
  • bangsa Indonesia
  • suku Dani
  • bahasa Bali
*Jangan digunakkan saat menuliskan nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
  • Kamus tulisan Nanta itu berisi kata- kata pengindonesiaan kata asing.
  • Gaya berpakaian remaja sekarang terlalu keinggris-inggrisan.
  • Gaya berbicara orang itu terlalu kejawa-jawaan.

9. Pakai saat menuliskan huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
  • tahun Hijriah 
  • tarikh Masehi
  • bulan Agustus
  • hari Galungan
  • hari Lebaran 
  • hari Natal

10. Pakai saat menuliskan huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
  • Di Bandung sedang diadakan Konferensi Asia Afrika.
  • Nanta bosan memerhatikan guru sejarah yang sedang menjelaskan tentang Perang Dunia II.
  • Film dokumenter di kelas ternyata berisi peristiwa sejarah, yakni Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
*Jangan digunakan saat menuliskan huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama.
  • Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
  • Perlombaan pembuatan senjata canggih membawa risiko pecahnya perang dunia III.

11. Pakai saat menuliskan huruf pertama nama geografi.
  • Jakarta 
  • Asia Tenggara
  • Pulau Miangas
  • Bukit Barisan
  • Jalan Sulawesi
  • Jazirah Arab
  • Selat Lombok 
  • Lembah Baliem
*Jangan digunakan saat menuliskan huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri.
  • Karena bosan berlayar di sungai yang kotor, perahu kertas itu akhirnya berlayar ke samudera
  • Nanta mandi di sungai.
  • Untuk sampai ke pulau mimpi, Nanta harus menyeberangi selat kegelapan.
  • Winda berenang di danau.
*Jangan digunakan saat menuliskan huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis.
  • jeruk bali (Citrus maxima)
  • kacang bogor (Voandzeia subterranea)
  • nangka belanda (Anona muricata)
  • petai cina (Leucaena glauca)
*Jangan digunakan saat menuliskan nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
  • Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, dan gula anggur.
  • Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.
Contoh berikut bukan nama jenis.
  • Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.

12. Pakai saat menuliskan huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
  • Republik Indonesia
  • Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
  • Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
  • Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya.
  • Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
13. Pakai saat menuliskan huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
  • Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
  • Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
  • Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
  • Ia menyajikan makalah “Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata”.
14. Pakai saat menuliskan huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
  • S.H.= sarjana hukum
  • S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat
  • S.S. = sarjana sastra
  • M.A. = master of arts
  • M.Hum. = magister humaniora
  • M.Si. = magister sains
  • K.H. = kiai haji
15. Pakai saat menuliskan huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
  • “Kapan Bapak berangkat ke pasar?” tanya Winda.
  • Dendi bertanya, “Itu apa, Ta?”
  • “Silakan duduk, Dek!” kata ayah mertuanya Nanta.
  • "Surat cinta Saudara telah kami terima dengan baik."
  • “Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?”
  • Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak.”
*Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.
  • Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
  • Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
16. Pakai saat menuliskan kata 'Anda'.
  • Sudahkah Anda tahu?
  • Siapa nama Anda?
  • Apa yang Anda lakukan di sini?

Oke, itu semua adalah aturan yang di buat di Indonesia yang 'katanya' harus digunakan dalam setiap penulisan karya. Jika ada kritik dan/atau saran yang ingin disampaikan , jangan sungkan untuk menyampaikan, tapi... kalau kamu hanya ingin curhat , harap simpan dalam tulisan saja yaa. Siapa tahu di masa depan tulisan itu akan berguna saat kamu akan jadi penulis atau sebagainya.



Salam hangat, Nanta ~

Share this

Related Posts

First